BOLMONGRAYA.CO KOTAMOBAGU- Mendekati Hari Raya Nyepi, tepatnya pada Kamis (07/03/2019) , umat Hindu Kotamobagu, melaksanakan Ibadah Pengerupukan, atau Tawur Agung, sejak pukul 10:00 WITA, hingga pukul 12.00 wita, di Vihara, Lorong Budi, Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat. Ibadah ini, adalah ibadah sehari sebelum ‘Nyipeng’ atau Nyepi. Dan, sering disimbolkan dengan Perampasan Besar, yang berarti membuat keseimbangan alam.
“Tawur Agung, adalah memberi suguhan, atau membuat keseimbangan alam, agar alam ini, kekuatannya menjadi harmonis. Pada konsep Hindu, ada simbol Perempatan Besar, atau Perempatan Agung. Selama ini umat manusia hanya mengambil dari alam, tanpa pernah memberikan ke alam, sehingga hari ini umat Hindu memberi suguhan,” jelas, I Nyoman Sudarta, Ketua Badan Yasa Kerti, Rabu, (06/03/2019).
Menurutnya, seharusnya setelah ibadah Taur Agung, masih ada Pawai Ogoh-ogoh, sebagai simbol pembakaran/pemusnahan kekuatan jahat dalam diri manusia.
“Sayangnya, kita di Kotamobagu, tahun ini tidak menggelarnya, (pawai Ogoh-ogoh), akan tetapi, kami akan bergabung, dengan umat Hindu, di dataran Dumoga,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Parisada Kota Kotamobagu, I Ketut Gunawan mengatakan, karena Tawur Agung, adalah bentuk ibadah, untuk keselarasan dan harmonisasi Manusia dan alam, sehingga pihaknya, turut mengucapkan bela sungkawa atas tragedi longsor di Bakan.
“Semoga arwah korban mendapat tempat di sisi-Nya, berdasarkan amal kebaikannya. Dan, khusus umat Hindu, saya imbau untuk bisa melakukan Catur Brata, dan mendapat kedamaian Nyipeng. Semoga Sang Yang Widi memberi berkatnya kapada sekalian alam,” singkatnya.
Sebelumnya, Walikota Kotamobagu, Tatong Bara, juga turut mengimbau masyarakat menjaga keamanan dan mengucapkan selamat Nyepi bagi Umat Hindu.
“Semoga Nyepi tahun ini, membawa kedamaian, dan keberkahan bagi kita semua, khususnya kita yang ada di Kotamobagu,” ucap Walikota. (Lung).