BOLMONGRAYA.CO, KOTAMOBAGU – Ahmad Sugito warga Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat, menjalankan usaha tempe sebagai bisnis ekonomi keluarga.
Ahmad mengatakan, ketertarikan dengan usaha tempe ini diawali dengan tingkat konsumsi tempe di Kota Kotamobagu yang tinggi.
“Kemudian, saya bersama istri (Mira Fadlina) memutuskan untuk membuka usaha tempe di tahun 2013,” ungkapnya kepada media ini, Selasa, 29 Januari 2021.
Alhasil, usaha tempenya miliknya ini mendapat sambutan baik, bahkan hingga kini memiliki banyak pelanggan mulai dari penjual makanan sampai perusahaan besar.
“Usaha yang didampingi istri tercinta ini sudah berdiri selama 8 tahun yang kami beri nama Tempe Bolang, dan memiliki pelanggan mulai dari penjual makanan, penjual sayuran, penjual gorengan, penjual yang ada di pasar dan perusahaan J-Resources Bolaang Mongondow,” katanya.
Diakuinya, sekali produksi bisa menghabiskan 3 karung biji kedelai.
“Tempe yang dihasilkan bervariasi, ada yang berukuran kecil, sedang dan ukuran cukup besar. Tempe ukuran kecil dibandrol dengan harga 1000 sampai 2000 rupiah, kemudian yang lebih besar lagi ada harga 4000 sampai 6000 rupiah, dan 35 ribu rupiah untuk 1 papan,” sebutnya.
Tak hanya itu, Ahmad juga mengaku menggunakan biji kedelai impor, kemudian merebusnya menggunakan kayu bakar.
“Untuk produksi tempe ini saya dibantu 3 orang pekerja, mulai dari proses perebusan biji kedelai, sampai proses akhir pengemasan tempe,” terangnya.
Red