BOLMONGRAYA.CO, KOTAMOBAGU – Modus penipuan dengan cara menelpon kembali terjadi. Kali ini, sasarannya adalah warga kotamobagu yang memasuki masa pensiun, dan mengaku sebagai pegawai di Badan Kepegawaian.
Tidak tanggung-tanggung, si penipu langsung mencatut Tiga nama bahkan jabatan ASN di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Kotamobagu.
Lucunya, salah satu penelepon yang mengaku sebagai Kepala Bidang Penilaian Kinerja, Mutasi dan Promosi Dedy A. Iman berbicara langsung via telepon seluler dengan Dedy yang asli.
Pada, Selasa, 17 November 2020 ada tiga kejadian laporan penipuan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku pegawai BKPP. Mereka yang disasar adalah pensiunan guru dan pensiunan Pegawai Tata Usaha salah satu SMP di Kotamobagu.
Menurut salah satu calon korban Rusmi Mahmuda seorang pensiunan guru, dia diminta untuk mentransfer dana sebesar Rp 12.500.000 sebagai biaya administrasi mendapatkan bantuan pensiunan. Bagi mereka yang telah mentransfer dana administrasi akan memperoleh dana bantuan pensiunan sebesar Rp 135.000.000. Setelah dana ditransfer pemberkasan akan dilakukan, korban pun baru dapat menandatangani berkas bantuan di kantor BKPP.
Lanjutnya, jika belum mentransfer korban tidak bisa ke kantor, meski hanya untuk menanyakan perihal bantuan tersebut. Bagi calon korban, para penipu meminta waktu hanya 10 menit untuk melakukan transfer ke nomor rekening tujuan.
Beruntung putrinya kembali ke rumah sebelum sang ibu mentranasfer dana yang diminta. Mereka berdua pun langsung menuju kantor BKPP untuk berkonsultasi. Ternyata tidak ada yang namanya bantuan dana pensiunan, menurut Dedy.
Kepala BKPP Sarida Mokoginta minta agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati dengan modus penipuan yang baru ini.
“Bila menerima telepon seperti ini sebaiknya datang langsung menanyakan kesini,” kata Sarida.
Apalagi, kata Sarida, para penipu mengetahui nama dan jabatan pegawai BKPP. Ditambah mereka mengetahui data pribadi calon korban, seperti NUPTK dan Nomor Telepon.
Yang lebih mengherankan mereka juga mengetahui pekerjaan anak calon korban serta nomor telepon mereka. Sehingga Sarida meminta masyarakat agar lebih berhati-hati lagi.
Red