BOLMONGRAYA.CO, KOTAMOBAGU– Bertempat di Bioskop XXI Mega Mall Manado, Jumat (7/6), Majelis Wilayah Korps Alumni HMI (MW-KAHMI) Sulawesi Utara bakal menggelar nonton bareng Film Lafran.
Direncanakan Nobar akan dihadiri langsung Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI Ahmad Doli Kurnia Tanjung yang juga Ketua Komisi II DPR RI beserta jajaran pengurus nasional.
Wakil Bendahara Umum MN KAHMI Aditya Anugrah Moha mengatakan, tak kurang dari 1000 penonton ditarget hadir pada nobar tersebut.
Di mana, selain kader hijau hitam se – Sulawesi Utara, nobar dalam rangka penayangan khusus Film Lafran bakal di banjiri aktivis hingga tokoh lintas agama.
“Iya, sudah terkonfirmasi akan hadir, tokoh-tokoh lintas agama, para budayawan, pemerhati film, politisi, juga alumni cipayung plus. Selain itu KAHMI juga akan menggaet Badan Tadzkir SMA se – Sulawesi Utara untuk hadir dalam penayangan perdana film ini,” ujar Aditya yang dikenal luas dengan jargon ADM.
Menurutnya, tak hanya mengulas sejarah berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HmI), film Lafran juga turut menjadi bagian dari sejarah besar bangsa Indonesia.
Hal itu lanjutnya, karena perjalanan kehidupan Lafran Pane dalam mempertahankan Indonesia dan tegaknya nilai-nilai Islam diawal kemerdekaan, tak lepas dari sejarah bangsa.
“Tentunya juga sebagai bagian dari edukasi terhadap pelajar maupun masyarakat luas, jika sejarah HMI, adalah sejarah Indonesia,” ujarnya.
“Bisa dibilang juga sebagai sarana kaderisasi, karena melalui film ini, kader dan masyarakat luas bisa memiliki gambaran, bagaimana perjuangan ayahanda Lafran Pane,” sambungnya lagi.
Untuk diketahui, Film LAFRAN mengisahkan sosok aktivis pemuda Islam, Lafran Pane. Film ini dimulai dengan menggambarkan kehidupan Lafran kecil hingga remaja di Sipirok, Sumatra Utara. Pada masa tersebut, Lafran dikisahkan sempat merasakan kelamnya pendudukan Belanda lalu Jepang. Bahkan, ayah Lafran yang diperankan aktor kawakan Mathias Muchus berkali-kali berkonflik dengan penjajah.
Beranjak dewasa, Lafran yang diperankan aktor muda berbakat Dimas Anggara, lalu merantau ke tanah Jawa. Lafran yang berjiwa pemberontak mulai tekun membaca buku, dan bergaul dengan tokoh-tokoh muda yang terlibat langsung dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Lafran lalu mengenyam pendidikan tinggi di Yogyakarta, lalu berpikir untuk mendirikan basis perjuangan pemuda Islam yang sesuai asas Pancasila. Basis perjuangan tersebut yang menjadi cikal-bakal Himpunan Mahasiswa Islam.
Di mana, sebagaimana kita ketahui bersama, HMI menjadi salah satu organisasi mahasiswa terbesar yang ada di Indonesia.(*/Wan)