BOLMONGRAYA.CO, SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah melakukan kunjungan kerja ke Kota Surabaya untuk mempelajari dua hal penting: tata kelola pemerintahan yang modern dan efektif, serta strategi penanganan stunting yang berhasil menurunkan angka kekurangan gizi pada anak di kota tersebut.
Langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di Buton Tengah.
Pj Bupati Buton Tengah, Konstantinus Bukide, mengatakan bahwa Kota Surabaya dipilih karena keberhasilannya dalam menjalankan pemerintahan berbasis teknologi serta program kesehatan masyarakat yang inovatif.
“Surabaya memiliki reputasi sebagai kota yang mampu memberikan pelayanan publik terbaik sekaligus sukses menurunkan angka stunting. Kami ingin memahami cara mereka melakukannya dan menerapkan hal serupa di Buton Tengah,” ujar Konstantinus saat memberikan sambutan pada pertemuan tersebut.
Belajar dari Sistem Pemerintahan Digital Surabaya
Salah satu fokus kunjungan delegasi Buton Tengah adalah mempelajari tata kelola pemerintahan berbasis digital yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir, Surabaya berhasil mentransformasi pelayanan publiknya melalui digitalisasi, yang memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan secara cepat, efisien, dan transparan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyambut baik kunjungan ini dan menjelaskan bahwa kesuksesan tata kelola di Surabaya bertumpu pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
“Kami menggunakan data sebagai dasar dalam setiap pengambilan kebijakan. Melalui sistem digital, masyarakat dapat memantau langsung kinerja pemerintah, dan kami memastikan semua program berjalan transparan,” ungkap Eri.
Delegasi Buton Tengah diajak mengunjungi beberapa fasilitas unggulan, seperti Mal Pelayanan Publik Surabaya, yang menjadi pusat layanan terpadu untuk warga. Di sini, masyarakat dapat mengurus berbagai kebutuhan administratif, seperti KTP, perizinan usaha, hingga layanan kesehatan, dalam satu tempat.
Selain itu, delegasi juga melihat Command Center 112, pusat kendali digital yang memungkinkan koordinasi cepat dalam menangani berbagai masalah kota, seperti bencana, kriminalitas, atau pelayanan kesehatan darurat.
Konstantinus mengungkapkan ketertarikannya untuk mengadopsi sistem serupa di Buton Tengah. “Kami menyadari pentingnya digitalisasi dalam meningkatkan efisiensi pemerintahan. Surabaya sudah membuktikan bahwa pelayanan yang cepat dan akuntabel dapat terwujud melalui teknologi,” katanya.
Strategi Surabaya dalam Menurunkan Stunting
Selain tata kelola pemerintahan, program penanganan stunting menjadi perhatian utama delegasi Buton Tengah. Berdasarkan data terbaru, Surabaya berhasil menekan angka stunting hingga di bawah rata-rata nasional, suatu prestasi yang diakui secara luas.
Eri Cahyadi menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat pendekatan lintas sektor yang melibatkan berbagai dinas, seperti kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup, memberikan makanan tambahan bagi balita, dan melakukan edukasi kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, kami juga melibatkan Posyandu sebagai ujung tombak pemantauan perkembangan anak,” jelasnya.
Teknologi juga dimanfaatkan untuk memastikan program berjalan efektif. Melalui aplikasi Posyandu Digital, Pemkot Surabaya dapat memantau data kesehatan balita secara real-time, termasuk berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Data ini membantu tim kesehatan merancang intervensi yang tepat waktu dan sesuai kebutuhan.
Delegasi Buton Tengah juga mengunjungi salah satu Posyandu di Surabaya untuk melihat langsung bagaimana program ini dijalankan. Mereka terkesan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam setiap langkah pencegahan stunting.
Mengadopsi Program untuk Buton Tengah
Setelah kunjungan ini, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah berencana menyusun strategi untuk mengimplementasikan hasil pembelajaran dari Surabaya. Konstantinus menyatakan optimisme bahwa program yang telah terbukti berhasil di Surabaya dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal di Buton Tengah.
“Kami akan memulai dengan membangun sistem digital untuk pelayanan publik dan memperkuat program kesehatan ibu dan anak. Selain itu, kami juga berharap dapat menjalin kerja sama lebih lanjut dengan Pemkot Surabaya, termasuk menghadirkan pelatihan teknis bagi tim kami,” ujar Konstantinus.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga mempererat hubungan antardaerah. Langkah Pemkab Buton Tengah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah lainnya untuk terus belajar dan berinovasi demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Reporter: Sadly