BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH – Situasi di Kantor Bawaslu Buton Tengah semakin memanas setelah Ketua Bawaslu, Helius Udaya, diduga berusaha melarikan diri dari tekanan massa. Selasa, (03/11/2024).
Aksi dramatis ini terjadi ketika Helius mencoba meninggalkan kantor melalui pintu belakang, namun segera dihentikan oleh demonstran yang terus memantau setiap gerakan aparat Bawaslu.
Insiden tersebut bermula setelah massa aksi semakin geram akibat pernyataan normatif Helius yang dianggap tidak memberikan solusi terhadap tuntutan mereka.
Ketika massa rehat untuk menyerukan keadilan dan transparansi, Helius terlihat keluar dari gedung melalui pintu belakang dan langsung masuk ke dalam sebuah mobil yang telah disiapkan. Namun, upaya tersebut dengan cepat terendus oleh demonstran yang langsung mengepung kendaraan tersebut.
“Kami melihat dia keluar dengan terburu-buru. Kami tidak akan membiarkan dia pergi sebelum memberikan jawaban yang jelas!” ujar salah satu demonstran, Acang, yang ikut menghadang mobil Helius.
Ketegangan meningkat saat massa mulai mengetuk-ngetuk kaca mobil dan memblokir jalan keluar dengan tubuh mereka. Situasi sempat memanas, tetapi aparat keamanan segera bertindak untuk mencegah bentrokan fisik. Setelah negosiasi singkat, Helius akhirnya keluar dari mobil dan kembali ke ruangannya di dalam Kantor Bawaslu.
“Ketua Bawaslu seharusnya bertanggung jawab, bukan malah melarikan diri. Jika dia terus bersikap seperti ini, bagaimana mungkin kami percaya pada integritas lembaga ini?” teriak seorang orator, Acang, dengan penuh emosi, yang disambut teriakan dukungan dari massa.
Aksi pelarian ini semakin memperburuk citra Helius dan lembaga yang dipimpinnya di mata masyarakat. Demonstran menilai tindakan tersebut mencerminkan ketidakmampuan Helius dalam menghadapi krisis, sekaligus membuktikan bahwa Bawaslu Buton Tengah tidak serius dalam menangani masalah yang ada.
“Kami tidak akan mundur. Jika dia tidak mampu memimpin, maka dia harus turun dari jabatannya. Kami tidak butuh pemimpin pengecut!” ujar salah satu koordinator aksi, Lukman, dengan tegas.
Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di depan Kantor Bawaslu. Mereka menegaskan bahwa aksi akan terus berlanjut sampai Bawaslu memberikan kepastian terkait pemungutan suara ulang di Kecamatan Gu, Lakudo, dan Sangia Wambulu.
Peristiwa ini menjadi babak baru dalam krisis kepercayaan terhadap Bawaslu Buton Tengah. Sikap dan tindakan Helius Udaya kini menjadi sorotan tajam, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga menjadi perhatian publik yang lebih luas.
Pertanyaan besar pun muncul: apakah Bawaslu mampu memulihkan kredibilitasnya, atau justru akan semakin terpuruk dalam bayang-bayang ketidakadilan?
Reporter: Sadly