BOLMONGRAYA.CO, KABUPATEN BUTON TENGAH – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buton Tengah (Buteng), pada selasa, (05/09/2023), menggelar kursus teknik penelusuran gua vertikal dan horizontal tingkat dasar.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Tengah, Usman Mbolosi, menyatakan, kursus tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas, serta mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal di sektor Pariwisata wilayah Kabupaten Buton Tengah.
Di mana para peserta kursus tersebut akan menguasai sepenuhnya teknik penelusuran gua, mampu mengoperasikan dan menginstal alat caving, serta memahami secara detail kawasan karst dan unsur gua yang ada di Kabupaten Buton Tengah.
Sehingga nantinya, Buton Tengah akan menghasilkan dan mempunyai pemandu wisata alam gua yang berpengetahuan luas tentang speleologi (ilmu gua) yang handal.
“(Kursus) ini sangat bermanfaat. Apalagi instrukturnya sudah punya lisensi. (Peserta) silahkan ambil ilmunya. (Instruktur) tumpahkan saja ilmunya. Supaya SDM lokal kita ini sudah bisa jadi pemandu,” ujar Usman, saat membuka kursus tersebut bersama instruktur dari Rope Free dan Hikespi Sulawesi Tenggara.
Usman pun beroptimis bahwa wisata penelusuran gua di Buton Tengah akan menjadi primadona di masa depan. Mengingat, tagline Pariwisata Buton Tengah adalah Paradise On Cave.
Menurut Usman, sektor Pariwisata Buton Tengah yang berpotensi memberikan efek ekonomi dan income besar untuk daerah adalah wisata alam gua.
Sebab demikian, Usman menegaskan, tidak sembarang orang nantinya akan memasuki gua di Buton Tengah, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara karena sudah ada aturan-atruan yang berlaku dari Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah tentang wisata alam gua.
“Tidak semua daerah memiliki gua seindah dan seunik di Buton Tengah. Pasti banyak wisatawan yang akan datang kesini. Bersyukur para peserta dipanggil menjadi peserta kursus ini. Manfaatkan mereka (instruktur) dengan baik,” ujarnya.
Meski telah memfasilitasi kursus ini dengan segala keterbatasannya, Usman berharap kepada para peserta yang mayoritas adalah masyarakat lokal, supaya tidak menjadi penonton di negeri sendiri.
“Jangan orang dari luar Buton Tengah yang menguasai dan mengeksplore keunikan gua-gua yang ada di Buton Tengah. Tangkap baik-baik peluang ini,” harap Usman kepada seluruh peserta kursus.
Senada dengan Usman, Asisten I Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buton Tengah, Ahmad Sabir, mewakili Sekretaris Daerah, Konstantinus Bukide, mengapresiasi penyelenggaraan kursus susur gua tingkat dasar yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata.
Karena menurutnya, kursus tersebut merupakan bagian dari pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal yang berada di wilayah pariwisata gua di Kabupaten Buton Tengah.
“Secantik apapun gua yang ada di Buton Tengah jika tidak di manfaatkan masyarakat lokal (peserta kursus), dan tidak memiliki pengetahuan bagaimana cara memasukinya, itu tidak ada artinya,” terang Sabir.
Perwakilan Hikespi Sulawesi Tenggara, Suriadi, yang akrab dipanggil Mas Tombro, berharap kursus penelusuran gua yang diselenggarakan Dispar Buteng akan terus berkelanjutan.
Ia juga menginginkan, agar peserta me-refresh kembali ilmu yang didapatkan selama kursus dengan cara melakukan latihan rutin pertiga bulan sekali dan menentukan secara mandiri spot gua yang akan di eksplore.
“Biar tidak lupa teknik dan cara menginstalasi alat caving nya. Dan selalu latihan self resciu,” pinta Mas Tombro dihari terakhir kursus.
Instruktur Rope Free asal Yogyakarta yang akrab dipanggil Mas Bengong, juga merasa bangga dengan semangat dan antusias peserta selama kursus berlangsung di Buton Tengah.
Bengong juga berpesan kepada seluruh peserta, agar tak cepat merasa puas dengan ilmu yang di dapatkan selama kursus.
“Terus belajar. Masih banyak materi dan teknik lain yang menunggu,” urai Bengong.
Meski begitu, dihari terakhir kursus, Mas Bengong berkesempatan memasuki salah satu gua di Buton Tengah yakni Gua Laumehe di Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur. Sesampainya disana, rupanya Mas Bengong terkagum-kagum dengan kecantikan gua itu.
“Itu gua itu yah, Saya bilang istimewa. Kenapa? Gua itu belum tentu ada di Djawa. Di Djawa banyak gua bagus tapi tak seindah ornamen yang saya dapatkan di Gua Laumehe,” pungkas Bengong yang disambut tepuk tangan seluruh peserta.
Diketahui sebelumnya, kursus tersebut merupakan hasil kerjasama antara Dispar Buteng dengan Rope Free dan Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Hikespi) Sulawesi Tenggara.
Pelatihan ini digelar selama tiga hari mulai dari 5-7 September 2023. Di Desa Bantea, Kecamatan Gu. Kursus itu juga diikuti masyarakat lokal dari tujuh Kecamatan di wilayah Kabupaten Buton Tengah.
Repoter: Sadly