BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH — Kerawanan pangan merupakan tantangan yang dapat terjadi kapan saja akibat faktor-faktor seperti perubahan iklim, gagal panen, bencana alam, atau gangguan distribusi.
Menyadari hal tersebut, Dinas Pangan Buton Tengah telah merumuskan berbagai strategi guna memastikan ketahanan pangan daerah tetap terjaga dan masyarakat tidak mengalami kekurangan bahan pangan.
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mengantisipasi potensi kerawanan pangan dengan berbagai langkah strategis.
“Kami tidak ingin ada warga Buton Tengah yang mengalami kesulitan dalam mengakses pangan. Oleh karena itu, berbagai program telah kami siapkan untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas pangan tetap terjaga, baik dalam kondisi normal maupun saat terjadi krisis,” ujar Malik saat ditemui di kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah. Senin, (10/02/2025).
Penguatan Cadangan Pangan Daerah
Salah satu langkah utama dalam mengatasi potensi kerawanan pangan adalah memperkuat cadangan pangan di tingkat daerah.
“Kami memastikan bahwa cadangan pangan pemerintah tersedia dalam jumlah yang cukup di gudang-gudang penyimpanan. Selain itu, kami juga mendorong masyarakat untuk mengembangkan lumbung pangan desa sebagai bentuk ketahanan pangan mandiri,” jelasnya.
Menurutnya, jika terjadi situasi darurat seperti bencana alam atau kenaikan harga bahan pokok yang tidak terkendali, cadangan pangan ini akan segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami juga bekerja sama dengan Bulog dan distributor pangan agar pasokan tetap stabil, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat,” tambahnya.
Diversifikasi Pangan untuk Mengurangi Ketergantungan
Dinas Pangan Buton Tengah juga aktif dalam mendorong diversifikasi pangan guna mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber utama karbohidrat.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa sumber pangan bukan hanya beras. Ada banyak bahan lokal yang bisa diolah sebagai alternatif, seperti ubi kayu, jagung, dan sagu,” terang Malik.
Untuk mendukung diversifikasi ini, Dinas Pangan secara rutin mengadakan pelatihan bagi kelompok tani dan ibu rumah tangga tentang cara mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan bernilai tambah.
“Kami ingin pola konsumsi masyarakat semakin beragam dan bergizi. Jika satu jenis pangan mengalami kelangkaan, mereka masih memiliki pilihan lain yang tetap sehat dan bergizi,” imbuhnya.
Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Perikanan
Ketahanan pangan tidak bisa terwujud tanpa sektor pertanian dan perikanan yang kuat. Oleh karena itu, Dinas Pangan bekerja sama dengan dinas terkait untuk meningkatkan produktivitas pangan lokal.
“Kami memastikan para petani dan nelayan mendapatkan dukungan berupa bibit unggul, pupuk, alat pertanian, serta teknologi pengolahan yang lebih efisien. Ini penting agar produksi pangan daerah meningkat dan tidak bergantung pada pasokan dari luar,” kata Malik.
Menurutnya, Buton Tengah memiliki potensi besar dalam sektor kelautan yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan.
“Kami mendorong pengembangan perikanan budidaya dan hasil laut yang bisa diolah lebih lanjut menjadi produk tahan lama, seperti ikan asin dan abon ikan, yang bisa menjadi cadangan pangan,” tambahnya.
Penguatan Sistem Monitoring dan Distribusi Pangan
Dinas Pangan Buton Tengah juga mengembangkan sistem pemantauan pangan untuk mendeteksi dini potensi kerawanan pangan di setiap kecamatan.
“Kami memiliki tim pemantau yang bertugas mengecek harga dan stok bahan pangan di pasar-pasar utama. Jika ada indikasi kenaikan harga yang tidak wajar atau kelangkaan, kami akan segera mengambil langkah intervensi,” jelas Malik.
Selain itu, distribusi pangan juga menjadi perhatian utama.
“Kami memastikan jalur distribusi pangan tetap lancar, terutama ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Jika ada kendala, kami siap melakukan operasi pasar atau subsidi harga untuk menjaga daya beli masyarakat,” ujarnya.
Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Dinas Pangan juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan dan pengelolaan bahan pangan yang bijak.
“Kami mengadakan sosialisasi tentang cara menyimpan bahan pangan agar lebih awet, serta bagaimana mengolah makanan dengan baik untuk menghindari pemborosan,” kata Malik.
Selain itu, program pekarangan pangan lestari (P2L) juga terus dikembangkan.
“Kami mengajak masyarakat untuk menanam sayuran dan buah di pekarangan rumah mereka sendiri. Jika setiap rumah tangga bisa menghasilkan sebagian kebutuhannya sendiri, maka risiko kerawanan pangan akan jauh berkurang,” jelasnya.
Dengan berbagai strategi ini, Dinas Pangan Buton Tengah optimistis bahwa ketahanan pangan daerah akan tetap terjaga.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang kesulitan mendapatkan pangan. Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin Buton Tengah dapat menghadapi tantangan pangan di masa depan dengan lebih siap dan tangguh,” pungkas Malik. (Adv)
Reporter: Sadly