BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH – Sebagai daerah dengan potensi pertanian dan kelautan yang melimpah, dimasa mendatang Buton Tengah akan menghadapi tantangan besar dalam membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa dalam lima tahun ke depan, pembangunan ketahanan pangan harus berbasis pada pemanfaatan potensi lokal, inovasi teknologi, serta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
“Ketahanan pangan adalah fondasi utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa setiap rumah tangga di Buton Tengah memiliki akses yang cukup terhadap pangan sehat, berkualitas, dan terjangkau,” ujar Malik saat memberikan arahan dalam rapat strategis pembangunan pangan.
Peningkatan Produksi Pangan Lokal
Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah peningkatan produksi pangan berbasis sumber daya lokal. Optimalisasi lahan pertanian dan diversifikasi pangan menjadi prioritas.
“Saat ini kita masih sangat bergantung pada beras, padahal Buton Tengah memiliki banyak komoditas potensial seperti singkong, jagung, dan umbi-umbian. Ke depan, kita akan dorong diversifikasi pangan agar masyarakat tidak hanya mengandalkan satu sumber karbohidrat saja,” jelas Malik.
Langkah ini akan didukung dengan program pemberdayaan petani, penyediaan benih unggul, serta bantuan alat dan teknologi pertanian modern agar hasil produksi meningkat secara signifikan.
Penguatan Sektor Perikanan dan Kelautan
Sebagai daerah kepulauan, sektor perikanan dan kelautan juga menjadi prioritas dalam strategi ketahanan pangan. Kepala Dinas Pangan menekankan pentingnya inovasi dalam pengolahan hasil laut.
“Kita memiliki hasil laut melimpah, tetapi jika tidak diolah dengan baik, nilainya tidak akan maksimal. Oleh karena itu, kami akan memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi nelayan serta pelaku usaha kecil dalam mengolah ikan dan rumput laut menjadi produk bernilai jual tinggi,” katanya.
Pemerintah daerah juga akan meningkatkan fasilitas penyimpanan hasil tangkapan serta membangun jaringan distribusi yang lebih baik agar hasil perikanan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Pengembangan Teknologi dan Digitalisasi Pertanian
Modernisasi sektor pertanian menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Kepala Dinas Pangan menyebut bahwa penerapan teknologi dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi kerugian akibat gagal panen.
“Kami akan memperkenalkan sistem pertanian presisi yang lebih efisien, termasuk penggunaan irigasi tetes dan drone pertanian. Selain itu, aplikasi digital juga akan dikembangkan untuk membantu petani mengakses informasi pasar dan cuaca secara real-time,” ujarnya.
Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga bagaimana masyarakat bisa mengakses pangan yang sehat. Oleh karena itu, program pemberdayaan masyarakat menjadi bagian penting dari arah kebijakan lima tahun ke depan.
“Kami ingin setiap rumah tangga bisa mandiri dalam menyediakan kebutuhan pangannya. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) akan terus kami galakkan agar masyarakat bisa menanam sayuran dan buah sendiri di pekarangan rumah mereka,” kata Malik.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan menggandeng sektor kesehatan untuk mengedukasi masyarakat tentang gizi seimbang dan pola makan sehat.
Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Kestabilan harga pangan sering menjadi tantangan, terutama saat terjadi gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem atau faktor lainnya.
Untuk mengatasi hal ini, Kepala Dinas Pangan menekankan pentingnya membangun sistem distribusi yang lebih baik serta pengelolaan cadangan pangan daerah.
“Kami akan membangun lumbung pangan di beberapa kecamatan sebagai antisipasi krisis. Selain itu, kerja sama dengan petani dan nelayan akan terus diperkuat agar distribusi pangan lebih merata dan harga tetap stabil,” ungkapnya.
Ke depan, koperasi pangan juga akan dikembangkan sebagai solusi pemasaran hasil pertanian dan perikanan secara lebih efisien.
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah menegaskan bahwa keberhasilan program ketahanan pangan lima tahun ke depan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
“Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang baik, saya yakin Buton Tengah dapat menjadi daerah yang tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, tetapi juga menjadi pusat produksi pangan berbasis kearifan lokal yang berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (Adv)
Reporter: Sadly