BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH — Pemerintah Daerah Kabupaten Buton melalui Dinas Perdagangan dan Perindsutrian menggelar pasar murah di Kecamatan Mawasangka Timur (Mastim). Kamis, (23/11/2023).
Masyarakat terpantau berbondong-bondong berbelanja di pasar murah itu. “Sangat luar biasa ini antusiasnya,” kata Andi sewaktu berpidato membuka gelaran tersebut.
Pj Bupati Buton Tengah, Andi Muhamad Yusuf mangatakan, terselenggaranya pasar murah itu merupakan respon dan bentuk kepedulian Pemda Buton Tengah terhadap cuaca ekstrim yang sedang terjadi yakni El Nino. Sebuah fenomena iklim yang menyebabkan kemarau berkepanjangan.
Di mana fenomena El Nino itu berdampak pada hasil produksi pangan petani yang kini mengalami gagal panen akibat kekeringan. Juga melanda masyarakat pesisir karena kekurangan air bersih serta kebakaran hutan.
“Dengan kondisi alam, cuaca, iklim yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, tentu kita tidak bisa pungkiri. Nah, dalam hal ini kita dari Pemda Buteng, mencoba untuk memberi andil dan ikut serta merasakan supaya masyarakat ini, bisa terbantu,” ujar Andi.
Andi bercerita, fenomena El Nino yang melanda sebagian besar wilayah di Indonesia kini perlahan hilang. Namun masalah baru datang, dengan meredahnya El Nino, masyarakat petani saat ini sedang berhadapan dengan banjir dan gagal panen.
“Malah kalau teman-teman saya di Aceh, begitu mereka sudah habis kekeringan berkepanjangan, sekarang hujan justru mereka kebanjiran. Dari sekian Kabupaten Kota di Aceh hampir setengahnya mengalami banjir sekarang,” kisah Andi.
“Dari transisi iklim ini, semua harga-harga bahan pangan naik. Terutama pangan yang menjadi konsumsi kita sehari-hari. Utamanya beras dengan gula pasir. Itu trend nya sekarang pada posisi yang agak-agak tinggi,” tuturnya.
Andi menuturkan, Fenomena El Nino itu juga berdampak pada ketersediaan komoditi pangan lokal di Kabupaten Buton Tengah. Mengingat daerah Buton Tengah tidak memproduksi padi (beras), gula, dan telur dalam jumlah yang besar.
“Apalagi kita di Buton Tengah, praktis yang namanya pangan untuk Padi ini kan tidak ada di kita (buton tengah). Otomatis harus (impor) dari luar. Kenapa dari luar? Karena memang potensinya memang kita harus ambil dari luar. Khususnya daerah-daerah provinsi mana yang surplus pangan khususnya beras, padi, itu biasanya yang di alokasikan oleh Pemerintah Pusat untuk di distribusi ke daerah-daerah terdekatnya,” tuturnya.
Menurut Andi, posisi inflasi di Buton Tengah saat ini cukup mengalamai kenaikan, utamanya komoditas pangan mendasar yakni beras. Mengingat sekitar 29 komoditas pangan salah satunya beras menjadi fokus utama pemerintah pusat yang harus tersedia di daerah.
“Biasanya telur juga yah, tapi telur saya pikir ini sudah stabil. Cuman kalau beras, ini memang, fluktuatif sekali,” urai Andi. (Adv)
Reporter: Sadly