BOLMONGRAYA.CO, BOLSEL – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), gelar sosialisasi kesehatan reproduksi dan bahaya seks pada Remaja.
Sosialisasi ini digelar di Balai Desa Tolondadu 1 (Satu), Kecamatan Bolaang Uki ini, dibuka langsung oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra, Ramli Abdul Madjid. Rabu 22 September 2021.
Dalam sambutannya Ramli Abdul Madjid mengatakan, pengetahuan tentang Seks kepada remaja sangat penting, untuk mencegah pergaulan bebas.
“Sebenarnya seks tidak berbahaya, yang dicegah, ketika dipraktekkan secara bebas,” ucapnya.
Lanjutnya, pengertian kesehatan reproduksi, hakikatnya telah tertuang dalam Pasal 71 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
“Kesehatan reproduksi merupakan, keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh,” terangnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Bolsel, Suhartini Damo menyampaikan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk membangun perilaku menjaga kebersihan diri terkait kesehatan reproduksi, termasuk saat remaja perempuan menstruasi atau haid.
Baca Juga : Pemkab Bolmong Entry Meeting dengan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulut
“Remaja perempuan harus tahu menggunakan pembalut yang bersih, mengganti pembalut setiap periode waktu tertentu, kemudian mengetahui cara membuang pembalut bekas pakai, dan agar menjaga kebersihan diri namun tetap memiliki privasi,” katanya.
Menurutnya, pemerintah sejauh ini melalui berbagai kebijakan untuk membangun perilaku hidup bersih ini, salah satunya melalui Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
Peraturan ini antara lain menyebutkan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan terutama soal reproduksi bahkan sejak masa remaja untuk melindungi mereka dari perilaku berisiko dan memiliki kesehatan reproduksi yang baik.
“Sosialisasi untuk memberikan pengetahuan pentingnya, para remaja menjalani kehidupan reproduksi yang bertanggung jawab, sehingga tak sampai terjadi kehamilan yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Hal lain yang juga diatur ialah membangun peran bersama berbagai pihak untuk memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi, serta konseling dan pelayanan medis.
Damo juga menerangkan, sosialisasi ini dikhususkan remaja usia sekolah menengah atas (SMA), agar keterampilan hidup sehat, bisa diterapkan sejak dini.
“Kegiatan ini menekankan, bagaimana anak didik bisa paham isu kesehatan, mereka punya perilaku kesehatan yang baik, termasuk pemahaman baik mengenai reproduksi, kenal dirinya dan batasan boleh dan tidak boleh tentang berperilaku antar teman yang sejenis maupun lawan jenis,” tutup Suhartini.
Al Hiro