BOLMONGRAYA.CO, BOLSEL – Wildlife Concervation Society (WCS), Indonesia Program mendapati tingginya keanekaragaman hayati seperti satwa langka dan tumbuh subur di Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel).
Menurut WCS dalam hasil risetnya, ini akan sangat menguntungkan bagi pengembangan riset bertaraf nasional bahkan internasional.
DR Sheherazade, salah satu peneliti muda WCS Program Indonesia mengatakan, Kabupaten Bolsel memiliki potensi kekayaan biodiversitas yang sungguh beragam dan melimpah.
Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah Bolsel dan masyarakatnya begitu memperhatikan dan peduli terhadap lingkungan.
“Seandainya daerah ini dapat mempertahankannya maka tidak menutup kemungkinan pada beberapa tahun yang akan datang daerah ini bakal menjadi tujuan riset keanekaragaman hayati baik secara nasional maupun internasional,” ucap Sheherazade ketika ditemui di Coffea Bolango, Jumat, 23 Oktober 2020.
Presiden Tambora Muda Indonesia ini menambahkan, pada beberapa lokasi hasil peninjauan langsung bersama Bappelitbang Bolsel di kawasan TNBNW.
Terdapat jenis-jenis margasatwa kunci yang endemik ada di Kabupaten Bolsel.
Bolsel dianugerahi keanekaragaman hayati yang melimpah dan perlu untuk diperhatikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah sendiri.
“Dan saya sangat terkesan, mungkin Kabupaten Bolsel adalah yang pertama melakukan kajian seperti ini di tingkatan pemerintah daerah seluruh Indonesia,” ungkap penerima penghargaan Perempuan Penyelamat Bumi versi Majalah Tempo Tahun 2020 ini.
Kepala Bappelitbangda Harifin Matulu mengatakan, Pihaknya telah mengadakan sebuah kajian konservasi yang sudah dilakukan tanggal 14 – 20 Oktober 2020 di kawasan TNBNW di Kabupaten Bolsel.
Langkah strategis pemerintah dalam program pembangunan berkelanjutan ini, sebagai upaya penanggulangan berbagai masalah bencana terutama banjir dan tanah longsor yang beberapa waktu lalu melanda daerah ini.
Penyusunan kajian ini nantinya akan menjadi dokumen Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) di Kabupaten Bolsel.
Sangat terikat erat dengan penyusunan dokumen perencanaan lainya seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3LH).
“Termasuk dokumen perencanaan lima tahun yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” ucapnya.
Paisal Tuliabu