BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH – Dinas Pangan Buton Tengah kini terus berupaya memastikan konsumsi pangan yang beragam dan berbasis potensi lokal. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi ketahanan pangan daerah. Jumat, (14/02/2025).
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa penganekaragaman pangan tidak hanya bertujuan untuk menciptakan variasi konsumsi, tetapi juga untuk mendukung keberlanjutan produksi pangan lokal yang sehat dan bernilai ekonomi tinggi.
“Kami ingin memastikan masyarakat Buton Tengah tidak hanya bergantung pada satu jenis bahan makanan pokok. Penganekaragaman pangan sangat penting untuk meningkatkan asupan gizi dan mengoptimalkan potensi pangan lokal,” ujar Malik.
Ia menambahkan bahwa konsumsi pangan yang seimbang dan beragam dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Oleh karena itu, berbagai langkah strategis telah disusun untuk mendukung konsumsi pangan lokal yang lebih luas.
Meski demikian, Dinas Pangan Buton Tengah menerapkan sejumlah strategi dalam mendorong konsumsi dan penganekaragaman pangan.
Salah satunya adalah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat pangan lokal serta cara mengolahnya menjadi hidangan yang lebih variatif.
“Kami secara rutin mengadakan kampanye dan sosialisasi mengenai pola makan sehat berbasis pangan lokal. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan di desa-desa, seminar, hingga lomba kreasi menu berbahan pangan lokal,” kata Malik.
Selain itu, Dinas Pangan juga menggandeng sekolah-sekolah dalam program Gerakan Konsumsi Pangan Lokal, di mana para siswa dikenalkan dengan berbagai jenis makanan berbasis produk daerah seperti ubi, jagung, dan olahan laut khas Buton Tengah.
Dinas Pangan juga berupaya memperkuat hilirisasi produk pangan lokal agar lebih diterima di pasar dan memiliki nilai tambah. Dengan meningkatkan inovasi dalam pengolahan hasil pertanian dan kelautan, diharapkan masyarakat semakin tertarik mengonsumsi produk pangan asli daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa pangan lokal tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah menjadi produk yang lebih bernilai. Misalnya, pengolahan ubi menjadi tepung, produk olahan rumput laut, atau diversifikasi produk berbasis jagung dan sagu,” jelasnya.
Upaya ini juga didukung dengan fasilitasi pelatihan bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) agar mereka dapat menghasilkan produk pangan lokal yang lebih inovatif, higienis, dan berdaya saing tinggi.
Namun, dalam rangka meningkatkan konsumsi pangan lokal, Dinas Pangan Buton Tengah juga membangun sinergi dengan kelompok tani dan pelaku usaha lokal agar mereka semakin produktif dalam menghasilkan bahan pangan berkualitas.
“Kami terus mendorong petani dan pelaku usaha untuk memperkuat produksi dan distribusi pangan lokal. Dengan adanya pasar yang lebih luas, produk-produk mereka akan semakin dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat,” tutur Malik.
Sebagai bagian dari strategi ini, Dinas Pangan juga mendorong terbentuknya pasar pangan lokal di berbagai kecamatan, yang menjadi tempat bagi petani dan pelaku usaha untuk memasarkan hasil produksi mereka secara langsung kepada masyarakat.
Selain memastikan ketersediaan dan konsumsi pangan lokal, Dinas Pangan juga fokus pada peningkatan kualitas gizi masyarakat melalui program diversifikasi pangan berbasis bahan lokal.
“Kami ingin masyarakat mengonsumsi makanan yang lebih bergizi dan seimbang. Oleh karena itu, kami terus mendorong pemanfaatan bahan pangan lokal yang kaya akan nutrisi, seperti ikan, sayuran organik, dan sumber karbohidrat non-beras,” katanya.
Ke depan, Dinas Pangan Buton Tengah akan terus memperluas jangkauan program konsumsi dan penganekaragaman pangan, serta mengoptimalkan potensi pangan lokal agar semakin diminati oleh masyarakat.
Dengan strategi ini, diharapkan ketahanan pangan daerah semakin kuat, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Buton Tengah. (Adv)
Reporter: Sadly