BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH — Ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, Dinas Pangan Buton Tengah terus memperkuat partisipasi seluruh stakeholder sesuai dengan proporsi dan kapasitas masing-masing dalam membangun ketahanan pangan.
Dengan melibatkan petani, nelayan, pelaku usaha, akademisi, hingga masyarakat luas, diharapkan sistem pangan yang kuat dan berkelanjutan dapat terwujud.
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa membangun ketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif dari semua pihak.
“Kami menyadari bahwa ketahanan pangan tidak bisa dicapai hanya dengan intervensi pemerintah. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar setiap program dan kebijakan yang dijalankan dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Malik. Jumat, (24/01/2025).
Sebagai produsen utama pangan, petani dan nelayan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pasokan pangan daerah. Oleh karena itu, Dinas Pangan terus berupaya meningkatkan kapasitas mereka melalui berbagai program strategis.
“Kami menyediakan bantuan benih unggul, alat pertanian dan perikanan yang lebih modern, serta pelatihan untuk meningkatkan produktivitas. Tujuannya agar para petani dan nelayan dapat lebih mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, diversifikasi pangan lokal juga menjadi fokus utama untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas tertentu dan memastikan keseimbangan antara produksi dan konsumsi pangan di Buton Tengah.
Kolaborasi dengan Pelaku Usaha untuk Pengembangan Industri Pangan
Dinas Pangan juga menggandeng pelaku usaha dalam mengembangkan industri pangan berbasis bahan baku lokal. Langkah ini bertujuan agar produk pertanian dan perikanan tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi.
“Kami terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan hasil pertanian dan perikanan lokal. Dengan begitu, nilai ekonominya meningkat dan lapangan pekerjaan baru pun tercipta,” kata Malik.
Selain memberikan pelatihan dalam pengolahan pangan, Dinas Pangan juga memfasilitasi sertifikasi produk agar dapat menembus pasar yang lebih luas.
Dinas Pangan juga menjalin kerja sama dengan akademisi dalam riset dan inovasi di sektor pangan. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi pertanian dan pengelolaan pangan yang lebih efisien serta ramah lingkungan.
“Kami menggandeng universitas dan lembaga riset untuk mencari solusi dalam meningkatkan produksi pangan. Misalnya, dengan teknik pertanian berkelanjutan, pemanfaatan pupuk organik, dan teknologi pascapanen untuk mengurangi kerugian hasil panen,” ungkapnya.
Dengan adanya inovasi ini, petani dan nelayan dapat meningkatkan efisiensi produksi mereka, sehingga ketahanan pangan daerah semakin kuat.
Kesadaran masyarakat dalam menjaga pola konsumsi dan keberlanjutan pangan juga menjadi bagian penting dalam strategi ketahanan pangan.
Oleh karena itu, Dinas Pangan aktif mengadakan edukasi dan kampanye terkait pentingnya konsumsi pangan lokal dan pengelolaan sumber daya pangan.
“Kami ingin membangun kesadaran masyarakat bahwa ketahanan pangan dimulai dari rumah tangga. Dengan mengonsumsi pangan lokal dan mengurangi pemborosan makanan, masyarakat turut berperan dalam menjaga keseimbangan pangan,” ujar Malik.
Salah satu program yang telah berjalan adalah gerakan urban farming, di mana masyarakat didorong untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian sederhana guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Selain berbagai program yang telah dijalankan, Dinas Pangan juga memastikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat telah mempertimbangkan masukan dari berbagai stakeholder. Dengan pendekatan ini, kebijakan yang dihasilkan dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Kami selalu berdiskusi dengan petani, nelayan, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat sebelum merancang program atau kebijakan. Dengan begitu, kebijakan yang dibuat benar-benar relevan dan memiliki dampak yang nyata,” tambahnya.
Melalui pendekatan berbasis partisipasi ini, diharapkan program ketahanan pangan di Buton Tengah dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang melibatkan semua stakeholder sesuai dengan proporsi dan kapasitasnya, Dinas Pangan optimis bahwa ketahanan pangan di Buton Tengah dapat terwujud secara inklusif dan berkelanjutan. (Adv)
Reporter: Sadly