BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH – Ketahanan pangan adalah isu strategis yang memerlukan koordinasi lintas sektor agar berjalan optimal. Rabu, (22/01/2025).
Dinas Pangan Buton Tengah menyadari bahwa keberhasilan program pangan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Oleh karena itu, langkah-langkah sinkronisasi dan sinergi menjadi prioritas utama dalam menjalankan kebijakan ketahanan pangan daerah.
Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Malik, menegaskan bahwa keterpaduan kebijakan antar-OPD sangat penting untuk memastikan program berjalan efektif dan tidak terjadi tumpang tindih.
“Kami menyadari bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab Dinas Pangan saja. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi pangan yang sehat. Untuk itu, kami terus berkoordinasi dengan OPD terkait agar program yang dijalankan saling mendukung,” ujar Malik.
Sebagai langkah awal dalam membangun sinergi, Dinas Pangan secara aktif mengadakan forum koordinasi dengan OPD lain. Forum ini menjadi wadah diskusi, evaluasi, dan penyelarasan program agar setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak bertabrakan satu sama lain.
“Kami selalu mengadakan pertemuan rutin dengan Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial untuk memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Sebagai contoh, dalam program diversifikasi pangan, Dinas Pangan menggandeng Dinas Pertanian untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan lokal yang beragam. Sementara itu, Dinas Kesehatan dilibatkan dalam edukasi pola konsumsi pangan bergizi kepada masyarakat.
Integrasi Program Pangan dengan Infrastruktur
Dinas Pangan juga menyadari bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada produksi, tetapi juga aksesibilitas. Oleh karena itu, kerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menjadi langkah strategis dalam membangun infrastruktur pendukung.
“Kami berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk memastikan pembangunan jalan tani, irigasi, dan akses distribusi pangan dapat berjalan dengan baik. Infrastruktur yang memadai akan mempercepat proses distribusi pangan dari produsen ke konsumen,” kata Malik.
Selain itu, kerja sama ini juga mencakup penyediaan fasilitas penyimpanan pangan agar stok pangan tetap terjaga, terutama saat menghadapi musim paceklik atau bencana alam.
Untuk memastikan bantuan pangan tepat sasaran, Dinas Pangan bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam pendataan masyarakat yang membutuhkan. Dengan sistem data yang lebih terintegrasi, bantuan pangan bagi keluarga kurang mampu dapat disalurkan secara efisien.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan. Dengan sistem pendataan yang lebih baik, kami bisa menghindari tumpang tindih dalam penyaluran bantuan,” jelasnya.
Selain itu, program subsidi bagi petani dan nelayan juga dikoordinasikan dengan OPD terkait agar mereka mendapatkan dukungan yang optimal dalam meningkatkan produksi dan distribusi pangan.
Dalam upaya modernisasi sistem ketahanan pangan, Dinas Pangan menggandeng Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengembangkan platform digital yang memuat informasi seputar stok pangan, harga komoditas, serta distribusi pangan di Buton Tengah.
“Kami ingin memastikan bahwa teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam mendukung ketahanan pangan. Dengan sistem informasi pangan berbasis digital, baik petani, nelayan, maupun masyarakat umum dapat lebih mudah mengakses data yang mereka butuhkan,” ungkap Malik.
Digitalisasi ini juga diharapkan dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dalam hal distribusi dan stabilisasi harga pangan di pasar.
Dinas Pangan juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung ketahanan pangan. Bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Ketenagakerjaan, program pelatihan dan edukasi tentang pangan sehat dan berkelanjutan mulai diterapkan di sekolah-sekolah dan komunitas masyarakat.
“Kami ingin membangun generasi yang lebih sadar akan pentingnya ketahanan pangan. Oleh karena itu, edukasi sejak dini sangat penting agar kesadaran ini tumbuh sejak kecil,” ujar Malik.
Selain itu, pelatihan bagi petani, nelayan, dan pelaku usaha pangan terus diperkuat agar mereka dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk pangan lokal.
Dengan langkah-langkah strategis dalam mensinkronisasikan dan mensinergitaskan program ketahanan pangan antar-OPD, Dinas Pangan Buton Tengah optimis bahwa daerah ini dapat memiliki sistem pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Dengan koordinasi yang baik antara OPD, masyarakat, dan sektor swasta, kami yakin Buton Tengah dapat menjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan,” pungkas Malik. (Adv)
Reporter: Sadly