BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH — Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah, pada Selasa, (21/11/2023) menggelar desiminasi audit kasus stunting tahap kedua di aula kantor Bupati Buton Tengah.
Desiminasi audit kasus tersebut merupakan upaya Pemda Buton Tengah secara dini guna mengidentifikasi resiko serta penyebab resiko berbasis surveilans rutin persoalan stunting di Buton Tengah yang menyasar kelompok Balita.
Di mana hal itu menjadi misi Pj Bupati Buton Tengah, Andi Muhamad Yusuf, untuk membangun generasi masa depan Buton Tengah melalui penurunan prevalensi angka stunting.
“Itu komitmen saya,” ujar Andi kepada awak media usai membuka desiminasi kasus stunting tahap kedua itu.
Menurut Andi, kasus stunting di Kabupaten Buton Tengah sudah menjadi masalah kemanusiaan yang cukup serius. Karena sebagian besar korbannya adalah anak-anak dibawah umur.
Yang mana masalah itu akan berdampak pada kemampuan berpikir generasi emas Buton Tengah dimasa depan. Mengingat, secara sosial ekonomi, masyarakat Kabupaten Buton Tengah sebagian besar adalah pengusaha.
“Ini masalah masa depan generasi muda, generasi emasnya Buton Tengah, saya tidak mau, walaupun bukan orang Buton Tengah, Saya orang Indonesia, dan saya mempunyai komitmen yang kuat untuk melihat semua sesama anak bangsa,” komitmen Andi.
“Bagaimana generasi kita 10 – 20 tahun akan datang? ini untuk mempersiapkan generasi emas Buton Tengah menjadi pemimpin yang besar, menjadi pengusaha yang sukses, dan lain-lain sebagainya. Makanya saya sangat (komitmen menurunkan stunting). Insya Allah selama saya disini saya akan fokus betul,” urainya.
Berdasarkan hasil pemaparan desminasi tersebut, Andi menyebut, trend penurunan prevalensi angka stunting di Buton Tengah kini cukup membaik yakni 15,7 persen. Di mana angka itu telah mendekati target Nasional.
“Ini sudah sangat menggembirakan sebenarnya. Cuma itu tadi yang saya tekankan dalam arahan saya bahwa kita jangan terlalu berpuas diri dulu. Karena kenapa? Masih panjang waktu kita untuk mencapai, apalagi dengan target pemerintah pusat yang 14 persen,” sebutnya.
Tapi, Andi masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat mengenai persoalan itu, Andi musti kerja cerdas mencoba merubah cara pandang (mindset) para orang tua yang anaknya terdampak maupun remaja yang akan memasuki tahapan pernikahan.
Karena berdasarkan hasil desiminasi itu, masih didapatkan bayi stunting di Buton Tengah yang orang tuanya masih berusia remaja. Diketahui pada usia remaja itu masih membutuhkan pendampingan dan edukasi pra nikah.
“Itu harus di edukasi betul karena tidak hanya sekedar (menikah), begitu orang tuanya setuju dinikahkan ndalangsung urus ini kiri kanan, tidak bisa seperti itu. Itu ada mekanisme, ada tahapannya,” tutur Andi, prihatin.
“Merubah pola pikir ini yang susah ini, pola pikir, karena, masyarakat kalau kita tidak terus menerus (merubah kebiasaan) ini, yah sudah, dia akan asyik, dan enjoy dengan polanya mereka yang selama ini,” pungkasnya. (Adv)
Reporter: Sadly