BOLMONGRAYA.CO, BUTON TENGAH — Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buton Tengah, Ahmad Nasmudin, menyatakan masih tetap fokus membangun dan membina mental masyarakat Buton Tengah melalui sentuhan keagamaan. Rabu, (11/10/2023).
Unsur bina mental spiritual atau keagamaan itu meliputi; Tilawatil Qur’an, Hafiz Qur’an, dan Shalawat. Ketiga unsur tersebut merupakan program dari Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Buton Tengah yang hingga kini masih terus berjalan.
Bahkan program tersebut telah mengharumkan nama Kabupaten Buton Tengah dikanca Nasional di bidang keagamaan.
“Kegiatan bina mental dan spiritual ini, 2022 tentang MTQ itu, membawa juga nama baik Buton Tengah malahan sampai ditingkat Nasional,” katanya.
Namun untuk memaksimalkan program itu, Bagian Kesra masih cukup mengalami berbagai macam kendala salahsatunya penganggaran. Karena berdasarkan hasil eveluasi internal, bagian Kesra masih membutuhkan biaya stese atau pembinaan.
Mengingat, salah satu kesuksesan program bina mental dapat terlihat dari pra perlombaan. Diantaranya; memaksimalkan intensitas latihan di rumah khusus karantina.
Namun terlepas dari keterlibatan dan kerjsama dengan Kementerian Agama Kabupaten Buton Tengah, untuk pendanaan stese atau pembinaan, Bagian Kesra memiliki tanggungjawab menyediakan anggaran tersebut.
“Setelah kita evaluasi memang harus kita persiapkan. Stese itu istilahnya memang harus rutin itu anggaran itu, dan itu kita evaluasi untuk tahun 2024,” urainya.
Disamping Kementrian Agama, Bagian Kesra juga bekerjasama dengan Pondok Pesantren di Buton Tengah yang fokus mengajarkan teknik menghafal Alqur’an. Salah satunya Pesantren Al-Munawarah di Desa One Waara.
“Artinya anak-anak kita untuk kita latih menghafal Alquran. Itu targetnya dari umur SD,” ungkapnya.
Menurut Nasmudin, untuk memaksimalkan pengorganisasian program menghafal Alqur’an sejak dini, diperlukan sebuah wadah penunjang yaitu rumah tahfiz.
Dimana secara teknis rumah hafiz tersebut akan menampung seluruh penghafal Alquran, dan peserta lomba STQ-MTQ se-Kabupaten Buton Tengah. Untuk mengefektifkan penkoordiniran dan pengorganisasian.
“Tapi Insya Allah juga artinya kita sudah mulai anncang-ancang kesitu tinggal pemerintah daerah siapkan dana, angaran untuk bangun itu termasuk gurunya, pelatihnya, karena harus di biayai itu oleh Pemda,” ucapnya.
“Dan untuk Buton Tengah saya kira masalah pelatih, putera-puteri Buton Tengah itu Djawa sana kan, banyak. Kalau memang di perkirakan untuk intensifnya layak untuk melanjutkan biaya hidupnya, bisa kembali mereka. Orang Buton Tengah kan, banyak pengahfal-penghafal yang di Djawa sana,” tambahnya.
Program Unggulan Baru
Disamping bina mental, Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buton Tengah mempunyai program unggulan baru yang sifatnya bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Yakni membantu masyarakat untuk mendapatkan kartu nikah. Menargetkan pasangan yang belum memiliki akta nikah. Sesuai standarisasi Kementrian Agama yang keabsahannya diakui oleh Negara.
Mengingat, di wilayah Kabupaten Buton Tengah sendiri, masih cukup banyak masyarakat yang sudah menikah dan memiliki anak namun belum mempunyai akta nikah.
“Karena kemarin itu banyak sekali keluhan-keluhan masyarakat tentang tidak memiliki kartu nikah ini,” katanya.
Nasmudin berujar untuk program ini, ia kan melibatkan Pengadilan Agama Negeri Pasarwajo. Secara teknis, akan diadakan gelar acara yakni sidang isbat nikah.
“Saya anggap kalau terlaksana program itu, saya kira masyarakat sangat terbantu sekali dengan melalui bantuan sosial, masyarakat dan bagian Kesra,” ujarnya.
Berdasarkan informasi Bagian Kesra Kabupaten Buton Tengah yang dihimpun dari tujuh Kepala Kecamatan, jumlah masyarakat Buton Tengah yang belum memiliki akta nikah lebih kurang 300 pasangan.
“Jadi, ini program kita diperubahan ini, Insya Allah kuota sekitar 70 orang yang dibagi setiap Kecamatan. Dan itu masyarakat dibantu dengan gratis. Artinya biaya sidang itu tidak dipungut biaya. Hanya foto kopi KTP itu urusan pribadi tapi kalau Kesra sendiri tidak memungut biaya,” tutupnya. (Adv)
Reporter: Sadly