BOLMONGRAYA.CO, KOTAMOBAGU – Diskriminasi masyarakat terhadap penyakit HIV/ AIDS di Kotamobagu masih sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit HIV.
Hal tersebut dikatakan, Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Hariyanti Sutarjo, S.KM saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 20 Desember 2022.
“Perlu kita ketahui penyakit ini tidak akan tertular jika kita tidak melakukan beberapa hal berikut yaitu : berhubungan badan, terkena jarum suntik bekas suntikkan orang yang terkena penyakit HIV, dan air ASI dari ibu yang terkena HIV,” ujarnya.
Hariyanti menjelaskan, gejala penyakit tersebut diantaranya gatal-gatal, diare berair, diare terus-menerus, mual atau muntah, kesulitan menelan atau pegal, lidah putih atau ulkus.
“Selain itu, juga terjadi penurunan berat badan yang tidak disengaja yang parah, radang paru-paru, ruam kulit atau sakit kepala dan lain sebagainya jika diobati tidak sembuh itu patut dicurigai sebagai HIV,” jelasnya.
Hariyanti menambahkan, di Kotamobagu pada Tahun 2022 terdata orang terkena HIV Berjumlah 23 Orang, kemudian 104 orang AIDS, dan yang meninggal sudah mencapai 15 orang.
“Padahal kami dari Dinkes Kotamobagu dari tahun 2019 itu sudah ada pelayanan terpadu Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV, dari obatnya sampai pelayanan semuanya gratis,” ucapnya.
Hariyanti juga menghimbau, agar stop diskriminasi terhadap penyakit HIV, kemudian jangan takut atau malu untuk memeriksakannya terutama untuk ibu hamil, sayangi kerabat saudara anak kita tercinta untuk kebaikan kita bersama.
“Karena kita Dinas Kesehatan mengutamakan tentang privasi terhadap orang yang datang entah itu siapa pun dia,” pungkasnya.
Reporter: Rifandi Laode