BUPATI Bolaang Mongondow (Bolmong) Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow, menjadi salah satu narasumber dalam diskusi virtual yang dilaksanakan oleh Tempo.co, Jumat 23 April 2021.
Diskusi yang mengangkat tema ‘Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi’ tersebut, melibatkan berbagai narasumber perempuan di segala bidang, mulai dari Pemerintahan, Pengusaha dan Pengamat Ekonomi.
Saat diberikan kesempatan oleh moderator, Yasti memaparkan langkah-langkah penyelamatan ekonomi di Daerah Bolaang Mongondow saat pandemic pada tahun 2020 lalu.
“Bolmong merupakan Kabupaten di antara 15 kabupaten di Sulut. Yang memiliki luas wilayah kami 26 persen secara keseluruhan Provinsi Sulut, kami juga sangat kaya akan SDA. Kami memiliki kurang lebih 70.000 lahan perkebunan untuk tanaman jagung. 24.000 lahan pertanian, ada 50.000 untuk kelapa dalam, 5000-an untuk tanaman hortikultura. Kemudian ada kopi sekitar 7000 hektar, serta ada coklat dan lain sebagainya,” kata Yasti memaparkan.
Lanjutnya menjelaskan, disaat masa pandemi, Pemerintah dan masyarakat tidak begitu sulit mengatasi perekonomian. Sebab pemerintah memberikan berbagai stimulus yang utamanya di bidang pertanian.
“Bantuan bibit, bantuan pupuk kepada petani kami berikan. Kami juga melakukan kampanye agar supaya masyarakat tetap melaksanakan aktivitas berkebun, yang berprofesi nelayan tetap melaut karena kita memiliki bibir pantai kurang lebih 121.000 Km. Saya mengajak mereka tetap beraktivitas, kemudian petani tetap berkebun,” ucapnya lagi menjelaskan.
Selain itu yasti menambahkan, pihaknya juga melakukan optimalisasi lahan pertanian, artinya ada lahan yang belum digarap kami membuatkan Peraturan Bupati, dimana Kepala Desa, diminta untuk mendata semua lahan yang ada di masing masing desanya. Mana yang sudah di garap dan belum digarap.
“Kalau yang belum digarap, Pemerintah akan masuk disitu, Pemerintah akan meminta mereka bercocok tanam, atau bisa dipinjamkan ke masyarakat lain untuk tanaman bulanan, tiga atau empat bulan sudah panen. Ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Bolmong di masa pandemic naik dari 7 persen jadi 7,3 persen. Tertinggi di Sulut dan diatas rata rata nasional yang pada saat itu banyak daerah minus pertumbuhan ekonominya,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Yasti juga menjelaskan terkait kerjasama dengan Universitas Samratulangi Manado untuk pengembangan varietas Padi Sulutan, demi meningkatkan produksi.
“Saat ini petani kita hanya mampu memproduksi padi 3 sampai 4 Ton gabah. Varietas Padi Sulutan, mampu memproduksi 6 sampai 7 ton gabah. Artinya terjadi intensifikasi pertanian yang luar biasa untuk Padi. Oleh sebab itu kami meminta Pemerintah pusat harus hadir disini. Kita lihat potensi potensi ekonomi itu bergerak dari desa. Kalau ini kita serius, saya yakin pak Darwis ketua OJK Sulut mungkin beliau sudah nonton, program ini bisa jalan di bulan juli dan semester kedua. Triwulan III Insya Allah nanti sudah bisa melihat hasil yang luar biasa. Dan pertumbuhan ekonomi di Bolmong bisa diatas 7,3 persen kalau program ini jalan,” ungkapnya.
“Ini yang kami lakukan disaat pandemi, sehingga Bolmong, tidak merasakan dampak adanya pandemi Covid-19,” sambutannya.
Diakhir kesempatan, Retno Sulistyowati menanyakan langkah Pemerintah sendiri menyiapkan berbagai program yang disalurkan kepada daerah. Sejauh mana program itu sudah sampai ke Bolmong, bantuan subsidi pupuk, bantuan bibit atau padi. Dari sektor perbankan subsidi bunga, sudah berapa besar diterima.
Yasti menjelaskan, Untuk bansos dari Pemerintah pusat masuk di Bolmong cukup besar, ada sekitar 14 ribu penerima untuk bahan pangan. Kemudian untuk pupuk, bibit saya kira masih sedikit jika dibandingkan dengan luas lahan dan petani di kabupaten Bolmong. Sehingga memaksa pemerintah Bolmong mengalokasi anggaran bibit dan pupuk untuk petani. Kami menjaga agar supaya tidak terjadi kelangkaan pangan dan ada daya beli masyarakat. Program Pemerintah pusat di Bolmong masuk tapi sedikit, sehingga memaksa kita menguras APBD. Kami alihkan dari dana pembangunan infrastruktur untuk memberikan bantuan stimulan untuk petani, berupa bibit dan pupuk supaya kita tidak terimbas pandemic covid-19.
Untuk diketahui, yang menjadi Narasumber diantaranya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting, Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagow, Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita, Ekonom INDEF Enny Sri Hartati, dan dipandu moderator Retno Sulistyowati, Redaktur Ekonomi Bisnis Majalah Tempo.
Advertorial