BOLMONGRAYA.CO, BOLSEL – Diduga berpotensi menyebabkan bencana alam, ratusan masyarakat Desa Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, gelar aksi penolakan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Hulu Tobayagan.
Aksi ini berawal di pos penjagaan PETI dan berlanjut di gedung DPRD Bolsel, Selasa 2 November 2021.
Warga yang mendatangi lokasi tambang dicegat penjaga pos. Hal ini lantas menyebabkan adu mulut antara masyarakat dengan petugas keamanan.
Imbasnya, salah satu warga yang terlibat dalam aksi itu menjadi bulan-bulanan salah satu personil keamanan.
Informasi yang dirangkum, petugas pelaku pemukulan merupakan salah satu dari personil “tujuh jenderal”.
Istilah “tujuh jenderal” sendiri julukan masyarakat lingkar tambang terhadap preman bayaran yang sengaja ditugaskan oleh PT. BSB untuk berjaga di pintu masuk.
Menurut Amelia Mokoagow, warga Tobayagan yang turut terlibat dalam aksi tersebut, tujuh jenderal yang dimaksud Kisno, Ulo, Tomi, Un, Ramdan, Ambek dan Roni
“Mereka preman-preman bayaran asal Tobayagan,” umbarnya saat diwawancarai di Kantor DPRD Bolsel.
Setelah dari lokasi PETI, massa aksi menuju Kantor DPRD Bolsel untuk menyampaikan aspirasi mereka dan diterima Anggota DPRD, Petrus Keni.
“Saya sebagai wakil rakyat dari Pinolosian, akan mengawal hingga aktivis PETI yang di Desa Tobayagan supaya dihentikan,” tegasnya.
Setelah itu, massa melaporkan insiden pemukulan kepada Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pinolosian, AKP Rusman Saleh.
“Laporan sudah kami terima dan akan ditindaklanjuti. Kita akan cari koordinator aksi dan pihak-pihak yang melakukan provokasi, jika ada. Termasuk yang melakukan pemukulan akan kita panggil untuk dimintai keterangan,” ujar Rusman.
Meskipun begitu kata dia, aksi yang digelar oleh masyarakat Tobayagan itu tidak dilaporkan kepada pihaknya, terlebih saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Baca Juga : Terbaik Nasional, Pemerintah Kotamobagu Terima Penghargaan
“Saat ini masa pandemi, tidak boleh ada konsentrasi massa. Kalaupun mau melakukan aksi harusnya memberi tahu kami (Polisi). Kan bisa diwakili beberapa orang saja menyampaikan aspirasi ke DPRD,” katanya.
Sekedar untuk diketahui, sebelumnya telah terjadi banjir bandang yang cukup parah pada 9 September 2021 silam.
Sesuai pernyataan pihak BPBD Bolsel, banjir tersebut menyebabkan 90% daerah kecamatan Pinolosian Tengah terdampak.
Di Desa Tobayagan khususnya, sebanyak 135 rumah yang dihuni 218 kepala keluarga yang menjadi korban.
Al Hiro